Senin, 19 September 2011

Review Documentary Film of “Wal-Mart: High Price, Low Costs (Ep 1 – Ep 10)”


Direktur Wal-Mart Lee Scott di pertemuan dengan banyak karyawan yang memuji akan kemajuan Wal-Mart dan tersebar di beberapa wilayah negara. Film ini banyak memuat wawancara pribadi dengan pegawai dan mantan pegawai dan juga pengusaha yang telah bangkrut dengan hadirnya Wal-Mart.
Walaupun Wal-Mart memiliki kemajuan yang sangat pesat dan memiliki banyak konsumen, namun juga termasuk perusahaan yang dibenci oleh pengusaha lainnya. Contoh kisah pengusaha H&H Hardware yang telah dibangun cukup lama terpaksa harus ditutup akibat dari berpalingnya konsumen ke Wal-Mart dan akhirnya menderita kerugian.
Banyak pegawai yang ditugaskan jam lembur, namun mereka tidak mendapatkan upah lembur mereka. Bahkan seorang wanita yang mempunyai anak terpaksa harus bangun pagi-pagi buta dan pulang di tengah malam.  Tidak hanya itu, Wal-Mart juga tidak menyediakan layanan kesehatan layaknya perusahaan-perusahaan lain. Hal itulah yang membuat para pegawai tidak senang dengan bekerja di Wal-Mart, karena dengan gaji yang minim mereka juga harus mengeluarkan uang mereka untuk pengobatan keluarga mereka.
Selain itu, ada sistem diskriminasi para pegawai Wal-Mart. Seperti pengalaman seorang wanita negro, ia digaji dengan sangat minim dibandingkan dengan laki-laki. Sungguh aneh namun begitulah kenyataannya, gaji pria dan wanita sangatlah jauh berbeda. Di sini dapat diambil kesimpulan bahwa mereka selalu berpegang pada prinsipnya dan tidak pernah melihat kontribusi apa yang diberikan oleh pegawai mereka.
Sistem pengamanan di sekitar toko Wal-Mart juga kurang. Banyak kasus penculikan dan pencurian milik pegawai. Padahal kenyataannya kamera terpasang di dekat parkiran, namun kamera tersebut sering diabaikan dan tidak digunakan, sehingga kegiatan kriminal bebas terjadi.
Film ini berakhir dengan wawancara dengan masyarakat sekitar yang menghalangi perluasan Wal-Mart di daerah mereka beserta pesan-pesan yang disampaikan kepada seluruh perusahaan atau pengusaha untuk tidak menerapkan sistem seperti Wal-Mart.

0 komentar:

Posting Komentar